Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam

A. Pendahuluan
Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori.
Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan Berketerampilan, cerdas serta pandai.
Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
B. Pendidikan Dalam Perspektif Islam
Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara tarbiyyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor.
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist). Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyah al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam :
1. Pendidikan Kuttab
Pendidikan ini ialah yang mengajarkan al Qu’ran kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menulis dan menghafal al Qur’an semata.
2. Pendidikan Umum
Ialah pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal sperti madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga.
3. Pendidikan Khusus
Adalah pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya.
C. Defenisi Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi lain juga ada ialah :
1. Teori.
2. Penjelasan tentang teori itu.
3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu.
Islam adalah nama Agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia ; ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al Qur’an dan hadist serta aqal. Penggunaan dasarnya haruslah berurutan :al Qur’an lebih dahulu ; bila tidak ada atau tidak jelas dalam al Qur’an maka harus dicari dalam hadist ; bila tidak ada atau tidak jelas didalam hadist, barulah digunakan aqal (pemikiran), tetapi temuan aqal tidak boleh bertentangan dengan jiwa al Qur’an dan hadist.
D. Tujuan Umum Pendidikan Manusia
1. Hakikat manusia menurut Islam
Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi)
Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash ayat : 77 :
“Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tidak boleh melupakan urusan dunia “
2. Manusia Dalam Pandangan Islam
Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia.
Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan al Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu macam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan :
1. Kata Nazara, dalam surat al Ghasiyyah ayat 17 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”
2. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24 :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”
3. Kata Tafakkara, dalam surat an Nahl ayat 68 :
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah : “buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan ditempattempat yang dibikin manusia”.
4. Kata Faqiha, dalam surat at Taubah 122 :
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”
5. Kata Tadzakkara, dalam surat an Nahl ayat 17 :
“Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”.
6. Kata Fahima, dalam surat al Anbiya ayat 78 :
“Dan ingatlah kisah daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”.
7. Kata ‘Aqala, dalam surat al Anfaal ayat 22 :
“Sesungguhnya binatang(makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli[1] yang tidak mengerti apa-apa-pun.
Manusia mempunyai aspek rohani seperti yang dijelaskan dalam surat al Hijr ayat 29 :
“Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”.
3. Manusia Sempurna Menurut Islam
A. Jasmani Yang sehat Serta Kuat dan Berketerampilan
Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam.
Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada Muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu ketrampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan.
Para pendidik Muslim sejak zaman permulaan - perkembangan Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis dan latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37 :
“Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami, dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena meeka itu akan ditenggelamkan”.
B. Cerdas Serta Pandai
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai di tandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a) Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
b) Mampu memahami dan menghasilkan filsafat.
c) Rohani yang berkualitas tinggi.
Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera.
Islam sangat mengistemewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sungguh-sungguh. Bahkan iman itu, menurut al Qur’an tempatnya didalam kalbu.
4. Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat a Dzariyat ayat 56 :
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”.
Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar.
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan islam menjadi :
1. Bahagia di dunian dan akhirat.
2. menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam.
4. Akhlak mulia.
E. PENUTUP
Ilmu dalam perspektif Islam bukan hanya mempelajari masalah keagamaan (akhirat) saja, tapi juga pengetahuan umum juga termasuk. Orang Islam dibekali untuk dunia akhirat, sehingga ada keseimbangan. Dan ilmu umum pun termasuk pada cabang (furu’) ilmu agama.
Dan umat Islam sempat merasakan puncak keemasannya, dimana disaat bangsa Eropa mengidap penyakit hitam, umat islam sudah menemukan sabun, di saat jalan-jalan di Eropa kumuh, gelap, tidak teratur, umat islam sudah punya jalan-jalan yang indah, penerangan, bahkan sistem irigasi yang sudah maju.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung, 2001
Nur Uhbiyati., Ilmu Pendidikan Islam., CV. Pustaka Setia., Bandung, 1998

RPP KELAS VII



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
1 dan 2
Alokasi Waktu
:
4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Al-Qur’an)
:
1.    Menerapkan Hukum Bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah
Kompetensi Dasar
:
1.1     Menjelaskan hukum bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah
1.2  Membedakan hukum bacaan “Al” Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah
1.3  Menerapkan bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam bacaan surat-surat al-Qur’an dengan benar

Indikator
:
1.1.1  Menjelaskan pengertian hukum bacaan “Al”  Syamsiyah
1.1.2  Menyebutkan contoh-contoh bacaan “Al” Syamsiyah
1.1.3  Menjelaskan pengertian hukum bacaan “Al” Qamariyah
1.1.4  Menunjukkan contoh-contoh hukum bacaan “Al” Qamariyah
1.2.1  Menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah.
1.2.2  Menyebutkan ciri-ciri hukum bacaan “Al” Qamariyah
1.2.3  Membandingkan ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
1.3.1 Menelaah hukum bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam QS. al-Dluha
1.3.2 Menelaah hukum bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam QS. al-‘Adliya


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat mendefinisikan pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.
2.      Siswa dapat menunjukan contoh-contoh bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.
3.      Siswa dapat menjelaskan perbedaan/ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.
4.      Siswa dapat menerapkan hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar

II.
Materi Ajar

Hukum bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah

1.      Pengertian hukum bacaan  “Al” Syamsiyah.
“Al” Syamsiyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf syamsiyah dan dibacanya lebur/idghom (bunyi “al’ tidak dibaca).
2.      Ciri-ciri hukum bacaan  “Al” Syamsiyah:
a.       Dibacanya dileburkan/idghom
b.      Ada tanda tasydid/syiddah (       )  di atas huruf yang terletak setelah alif lam mati

3.      Pengertian hukum bacaan  “Al” Qamariyah
“Al” Qamariyah adalah “Al” atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf qamariyah dan dibacanya jelas/izhar.
4.      Ciri-ciri hukum bacaan  “Al” Syamsiyah:
c.       Dibacanya jelas/izhar
d.      Ada tanda sukun  (      /     )   di atas huruf alif lam mati


Organization Chart
 
5.      Peta Konsep Hukum Bacaan Alif Lam:










 







III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: tanya jawab, drill, modeling, demonstrasi, dan ceramah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.
1.      Tanya jawab.
Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman-temannya tentang hukum bacaan  “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.

2.      Drill (latihan).
Siswa berlatih untuk membuat contoh-contoh bacaan  “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.
3.      Praktik.
Siswa mempraktikkan cara membaca contoh-contoh bacaan  “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah.

IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


& Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
& Membaca ayat-ayat Al-Quran selama 5 sampai 10 menit.
& Apersepsi dan pemberian motivasi belajar Al-Qur’an
& Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.


B.
Kegiatan Inti


Pertemuan ke-1
& Siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Kemudian siswa mempelajari dan menelaah ketentuan bacaan alif lam syamsiah dan alif qomariah
& Guru dengan suara  nyaring mendemonstrasikan cara membaca lafal Al Quran yang mengandung bacaan alif lam syamsiah dan alif qomariah pada surah adh Dhuha, kemudian siswa menirukannya.
& Siswa menyimak bacaan (CD/kaset) murottal Al-Qur’an yang mengandung bacaan alif lam syamsiyah dan qomariyah.
& Siswa mengidentifikasikan lafal yang mengandung bacaan alif lam syamsiah dan alif qomariah pada surah Adh-Dhuha
Pertemuan ke-2
& Guru dengan suara  nyaring mendemonstrasikan cara membaca lafal Al Quran yang mengandung bacaan alif lam syamsiah dan alif qomariah pada surah al-‘Adliyat, kemudian siswa menirukannya.
& Siswa menyimak bacaan (CD/kaset) murottal Al-Qur’an yang mengandung bacaan alif lam syamsiyah dan qomariyah.
& Siswa mengidentifikasikan lafal yang mengandung bacaan alif lam syamsiah dan alif qomariah pada surah al-‘Adliyat
& Siswa mengerjakan LKS


C.
Kegiatan Akhir


& Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
& Post Test


V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Buku Pelajaran Tajwid
3.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 1-9. (Buku Paket PAI SMP Kelas VII)
4.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm. 3-9
      (Buku LKS PAI SMP Kelas VII)
5.      CD/Kaset murottal
6.      Alat tulis

VI.
Penilaian

Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :

1.      Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian. Contoh Soal uraian :
1.      Jelaskan pengertian hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah!
2.      Sebutkan beberapa ciri bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah!
3.      Jelaskan perbedaan ciri-ciri hukum bacaan “Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah!

2.      Tes Unjuk Kerja
Unjuk kerja dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk membaca ayat Al-Quran yang ada kaitannya dengan hukum bacaan alif lam syamsiyah dan Qomariyah.
Penilain diberikan pada beberapa aspek yang mengacu pada keaktifan siswa selama proses belajar.
Contoh Soal :
·   Carilah bacaan-bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam QS. al-Dluha lalu tulislah dalam buku kerja kalian!
·   Carilah bacaan-bacaan “Al”  Syamsiyah  dan “Al” Qamariyah dalam QS. al-‘Adliyat lalu tulislah dalam buku kerja kalian!




                        





Format Penilaian Praktek Bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Alif  Lam Qomariyah

No.
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Jml Score
Nilai
Ketuntasan
Tindak Lanjut
1
2
3
4
T
TT
R
P




















Aspek yang dinilai:  1. Mahraj                               Score:  3
                                 2. Mad                                        Score:  3
                                 3. Lam Syamsiyah                      Score:  2
                                 4. Lam Qomariyah                     Score:  2






Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012



                                                                                                           















RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
3
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
:
2. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui Pemahaman Sifat-sifat-Nya

Kompetensi Dasar
:
2.1  Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT

Indikator
:
2.1.1  Menjelaskan pengertian iman kepada Allah.
2.1.2  Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta.
2.1.3  Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-ciptaan-Nya.
2.1.4  Menyebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui dalil naqli.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT baik berdasarkan dalil aqli (melalui ciptaan-ciptaan-Nya) maupun naqli

II.
Materi Ajar

Iman kepada Allah SWT
1.      Pengertian iman kepada Allah
Iman” menurut bahasa berarti: keyakinan, atau kepercayaan. Secara istilah, iman kepada Allah berarti: kepercayaan tentang adanya Allah sekaligus membenarkan apa saja yang datang dari Allah dengan cara meyakini dalam hati, menyatakan dengan lisan, dan membuktikannya dengan amal perbuatan.

2.      Tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta dan semua ciptaan-Nya
Bukti atau tanda-tanda yang menunjukkan adanya Allah SWT adalah adanya alam semesta dan segala isinya. Seandainya Allah tidak ada, tentu alam semesta ini tidak akan ada pula, karena Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, termasuk semua makhluk hidup yang Ia ciptakan.

3.      Tanda-tanda adanya Allah melalui dalil naqli
Firman Allah SWT:
Éb>u ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $tBur !$yJßgoYøŠt/ ( bÎ) OçFZä. šúüÏZÏ%qB ÇÐÈ   Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ¾Çøtä àMÏJãƒur ( óOä3š/u >uur ãNä3ͬ!$t/#uä šúüÏ9¨rF{$# ÇÑÈ  
7. Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini.
8. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu. (QS. Ad-Dukhan: 7-8).


žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ  
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS. Ali Imron: 190).


III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: ceramah, observasi/survey, diskusi, dan tanya jawab. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.

IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat Al-Quran selama 5 sampai 10 menit.
v  Apersepsi dan motivasi
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.


B.
Kegiatan Inti


v  Siswa mengamati fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitarnya untuk menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah dan meyakini keberadaan-Nya, kemudian membuat laporannya.
v  Satu kelompok siswa yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume tentang tanda-tanda adanya Allah melalui fenomena alam semesta (kauniyyah) dan dalil naqli (Qur’aniyah) serta tentang perilaku yang mencerminkan keyakinan terhadap sifat-sifat Allah SWT
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan di depan kelas, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat
v  Guru menyimpulkan materi sekaligus memperlihatkan CD/film tentang Penciptaan Alam Semesta (Harun Yahya)


C.
Kegiatan Akhir


v  Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
v  Post Test

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 10-31.
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta , hlm. 10-23
4.      CD Penciptaan Alam Semesta (Harun Yahya)
5.      Alat tulis

VI.
Penilaian
1.      Tes tertulis
1.      Jelaskan pengertian iman kepada Allah!
2.      Sebutkan tanda-tanda adanya Allah melalui ciptaan-Nya!
3.      Sebutkan dalil naqli yang menunjukkan adanya Allah Swt!
2.      Unjuk Kerja
Unjuk kerja dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa untuk berdiskusi dan mencari ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan adanya Allah SWT
3.      Penugasan
Lakukan survey tentang fenomena alam semesta sebagai bukti adanya Allah dalam satu minggu lalu buatlah laporannya!
4.  Diskusi
      Penilaian dilakukan selama proses belajar dengan mengamati presentasi/diskusi kelompok:

Format Penilaian Diskusi
No.
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Score Max
Nilai
Ketuntasan
Tindak Lanjut
1
2
3

T
TT
R
P














Aspek penilaian :   1. Kejelasan dan kedalaman informasi                 → Score:   3           
                               2. Keaktifan dalam diskusi                                                     3
                               3. Kejelasan dan kerapihan resume/peta konsep                   4
                                                                                                  Nilai maksimal: 10






Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012














RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
4
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Aqidah)
:
2. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui Pemahaman Sifat-sifat-Nya
Kompetensi Dasar
:
2.2  Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah SWT
2.3  Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.4  Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT

Indikator
:
2.2.1  Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat nafsiyah (Wujud).
2.2.2  Membaca ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat salbiyah (Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadits, Qiyamuhu binafsih, dan Wahdaniyyah).
2.2.3  Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashar, dan Kalam).
2.3.1  Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat nafsiyah (Wujud).
2.3.2  Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat salbiyah (Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadits, Qiyamuhu binafsih, dan Wahdaniyyah).
2.3.3  Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat ma’ani (Qudrat, Iradat, Ilmu, Hayyat, Sama’, Bashar, dan Kalam).
2.4.1  Menyerahkan diri kepada Allah dengan cara bertawakkal.
2.4.2  Belajar giat untuk mendapatkan nikmat dan karunia Allah.
2.4.3  Berbuat baik terhadap sesamanya dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah SWT
2.      Siswa dapat menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
3.      Siswa dapat menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah WT

II.
Materi Ajar

Sifat-sifat Allah SWT
1.      Sifat Nafsiyah (dirinya)
v  Wujud. Artinya ada, dan mustahil Allah bersifat Adam (tidak ada). Dalil naqlinya: QS. Ad-Dukhan: 7-8.

2.      Sifat-sifat Salbiyah (berbeda dari yang lain)
v  Qidam. Artinya terdahulu tidak berawal, mustahil Allah bersifat huduts (tidak ada). Dalil naqlinya:  QS. Al-Hadid: 3.
v  Baqa’, Artinya kekal, mustahil Allah bersifat fana (rusak/ada batas akhir). Dalil naqlinya:  QS. Ar-Rahman: 26-27.
v  Mukhalafatu lilhawadits. Artinya berbeda dengan makhluk-Nya, mustahil Allah bersifat mumatsalatu lil hawaditsi (serupa dengan makhluk). Dalil naqlinya:  QS. Asy-Syura: 11.
v  Qiyamuhu binafsih. Artinya Allah berdiri sendiri atau tidak memerlukan bantuan pihak lain, mustahil Allah bersifat qiyamuhu bighairihi (memerlukan bantuan pihak lain). Dalil naqlinya:  QS. Ali-Imran: 2.
v  Wahdaniyyah. Artinya Allah itu esa/tunggal, mustahil Allah bersifat ta’adud (berbilang/lebih dari satu). Dalil naqlinya:  QS. Al-Anbiya: 22.

3.      Sifat-sifat Ma’ani (maknawi)
v  Qudrat. Artinya Allah berkuasa atas segala sesuatu, mustahil Allah bersifat ajzun (lemah). Dalil naqlinya:  QS. Al-Mulk: 1.
v  Iradat, Artinya terdahulu berkehendak, mustahil Allah bersifat karahah (terpaksa). Dalil naqlinya:  QS. Yasin: 82.
v  Ilmu. Artinya mengetahui atau pandai, mustahil Allah bersifat jahlun (bodoh). Dalil naqlinya:  QS. Al-Hujurat: 16.
v  Hayyat. Artinya hidup, mustahil Allah bersifat mautun (mati). Dalil naqlinya:  QS. Al-Baqarah: 255.
v  Sama’. Artinya mendengar, mustahil Allah bersifat summun (tuli). Dalil naqlinya:  QS. Al-Maidah: 76.
v  Bashar. Artinya melihat, mustahil Allah bersifat umyun (buta). Dalil naqlinya:  QS. Al-Hujurat: 18.
v  Kalam. Artinya berfirman atau berkata, mustahil Allah bersifat bukmun (bisu). Dalil naqlinya:  QS. An-Nisa: 164.


III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: ceramah, drill, praktik, dan tanya jawab. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.

IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.  Kegiatan Awal
v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat Al-Quran selama 5 sampai 10 menit.
v  Apersepsi dan motivasi
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.
v  Untuk membangkitkan motivasi belajar siswa ditugaskan memperhatikan tentang Sifat-sifat Allah pada buku paket sekaligus menginformasikan materi pelajaran tentang dalil naqli Sifat-sifat Allah.

B.  Kegiatan Inti
v  Kelompok yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume yang dilengkapi dengan ayat Al-Qur’an yang berkaitan tentang Iman kepada Allah dan  Sifat-sifat Nafsiyah, Salbiyah, dan Ma’ani.
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan di depan kelas, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat.
v  Siswa membaca ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan iman kepada Allah serta mempelajari arti dan kandungan isinya.
v  Siswa mencari ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Swt. dalam buku-buku tafsir lalu menuliskan artinya sehingga dapat menyebutkannya dengan benar.
v  Siswa berdiskusi bersama teman-temannya untuk menemukan perilaku yang mencerminkan keyakinan akan sifat-sifat Allah
v  Siswa mengerjakan LKS
C.  Kegiatan Akhir
v  Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
v  Siswa diberi kesempatan mencatat resume pelajaran.
v  Post Test: tes ringan (kuis) tentang materi yang telah diberikan.

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 10-31. (Buku Paket PAI SMP Kelas VII)
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 10, 23
4.      Alat tulis

VI.
Penilaian
Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas serta pada beberapa aspek yang mengacu pada keaktifan siswa selama proses belajar.
Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :

1.   Tes lisan, yaitu praktik/unjuk kerja membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan sifat Allah.  Contoh Instrumen:
1.      Bacalah dengan benar ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat nafsiyah (Wujud)!
2.      Bacalah dengan fasih ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat Baqa’!
3.      Bacalah dengan fasih ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat ‘Ilm di bawah ini:
إِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
2.   Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian  Contoh instrument:
1. Jelaskan pengertian iman kepada Allah!
2. Salah satu sifat Allah adalah Wahdaniyyah. Ayat yang terkait dengan sifat ini adalah:
    a. إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
    b.  وَ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
    c.  إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
    d.  قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

3. Ayat al-Quran yang berbunyi:
إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَأَيَاتٍ لِأُولِى اْلأَلْبَابِ
    menunjukkan sifat Allah:
    a. Wujud
    b. Wahdaniyah
    c. Qudrah
    d. Iradah
4. Salah satu sifat Allah adalah Wahdaniyyah. Ayat yang terkait dengan sifat ini adalah:
    a. إِنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
    b.  وَ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
    c.  إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
 d.  قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ





Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,



H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
5
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
:
            Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna.
3.2  Mengamal-kan isi kandungan 10 Asmaul Husna.

Standar Kompetensi
(Aqidah)
:
3.1  Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna.
3.2  Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna.

Indikator
:
1.         Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur).
2.    Menerjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur).
2.       Menjelaskan pengertian Asmaul Husna.
3.       Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur) dalam lingkungan keluarga.
4.       Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur) dalam lingkungan sekolah.
5.         Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur) dalam lingkungan masyarakat.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
2.      Siswa dapat menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna
3.      Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna

II.
Materi Ajar

10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, dan Al-Shabur)

“Asmaul Husna” berarti: Nama-nama Allah yang baik. Allah memiliki 99 Asmaul Husna yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits.     Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS. Al-A’raf, ayat 180:
¬!ur âä!$oÿôœF{$# 4Óo_ó¡çtø:$# çnqãã÷Š$$sù $pkÍ5 ( (#râsŒur tûïÏ%©!$# šcrßÅsù=ムþÎû ¾ÏmÍ´¯»yJór& 4 tb÷rtôfãy $tB (#qçR%x. tbqè=yJ÷ètƒ ÇÊÑÉÈ  
180. Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya[586]. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

1.      Al-Salam, artinya: Yang Maha Sejahtera. Dalil naqlinya: QS. Al-Hasyr: 23.
2.      Al-‘Aziz, artinya: Yang Maha Perkasa. Dalil naqlinya: QS. Ali Imran: 62.
3.      Al-Khaliq, artinya: Yang Maha Pencipta. Dalil naqlinya: QS. Al-An’aam: 102.
4.      Al-Ghaffar, artinya: Yang Maha Pengampun. Dalil naqlinya: QS. Shaad: 66.
5.      Al-Wahhab, artinya: Yang Maha Pemberi Karunia. Dalil naqlinya: QS. Ali Imran: 8.
6.      Al-Fattah, artinya: Yang Maha Pemberi Keputusan atau Hakim yang Agung. Dalil naqlinya: QS. Saba’: 26.
7.      Al-‘Adl, artinya: Yang Maha Adil. Dalil naqlinya:
8.      Al-Qayyum, artinya: Yang Maha Tegak atau Maha Berdiri Sendiri. Dalil naqlinya: QS. Al-Baqarah: 255.
9.      Al-Hadi, artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk. Dalil naqlinya: QS. Al-Qashshas: 56.
10.  Al-Shabur, artinya: Yang Maha Sabar. Dalil naqlinya:


III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL


IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit .
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.
v  Menyuruh siswa membuka Al Qur’an dan mencari daftar nama Asmaul Husna
v  Appersepsi dan pemberian motivasi
v  Bertanya jawab seputar Asmaul Husna dan bagaimana kita harus bersikap sesuai tuntunan rasulullah.


B.
Kegiatan Inti


v  Siswa membaca dan menelaah ayat-ayat al-Quran terkait dengan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur).
v  Membaca dalil naqli yng terkait dengan materi secara bersama-sama, jika perlu guru bisa  menyuruh salah seorang siswa
v  Siswa berdiskusi tentang bentuk-bentuk pengamalan isi kandungan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-‘Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-‘Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur).
v  Mengajukan pertanyaan untuk memancing pemikiran dan analisis siswa tersebut terhadap materi. Sebaiknya kegiatan ini dilanjutkan dengan Tanya jawab dan curah pendapat.
v  Atas bimbingan guru siswa bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran


C.
Kegiatan Akhir


v  Siswa diberi kesempatan untuk mencatat resume pelajaran
v  Siswa diberi tugas untuk mencari 89 Asmaul Husna yang lain dari berbagai sumber, dan melakukan anlisis sifat keteladanan yang ada dalam masing-masing sifat tersebut. Tugas ini disusun dalam bentuk laporan dan dikumpulkan sebagai produk siswa.




V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 32-49
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 10-23
4.  Alat tulis

VI.
Penilaian

Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :

1.  Tes lisan
1.  Bacalah ayat-ayat al-Quran dengan fasih yang berkaitan dengan salah satu Asmaul Husna (al-‘Aziz)!

2.  Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian  (lembar soal terlampir)
1.  Jelaskan arti Asmaul Husna dari segi bahasa!
2.  Terjemahkan ayat al-Quran yang berkaitan dengan Asmaul Husna (al-‘Adl):
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
3.  Unjuk Kerja
Unjuk kerja dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dengan memberikan penilaian saat siswa melakukan diskusi, membaca ayat, tanya jawab, dan lain-lain. Untuk kebutuhan penilaian  ini disediakan contoh format berikut :
Rubrik Penilaian
No
Nama Siswa
Aspek yang dinilai
Catatan Guru
I
II
III
IV
V 









Keterangan:
I     : Keaktifan
II   : Kualitas pendapat yang disampaikan                                      
III  : Cara menyampaikan pendapat
IV  : Daya tangkap 
                                
4.  Portofolio
Penilaian portofolio dilakukan pada hasil kerja siswa yang berupa laporan penugasan mencari 89 Asmaul Husna.





Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,



H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012





                                       
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
6
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Akhlak)
:
4. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar
:
4.1  Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar.
4.2  Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar.
4.3  Membiasa-kan perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar.

Indikator
:
4.1.1  Menjelaskan pengertian tawadlu dan menunjukkan dalil naqlinya.
4.1.2  Menjelaskan pengertian taat dan menunjukkan dalil naqlinya.
4.1.3  Menjelaskan pengertian qana’ah dan menunjukkan dalil naqlinya.
4.1.4  Menjelaskan pengertian sabar dan menunjukkan dalil naqlinya.
4.2.1  Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu.
4.2.2  Menampilkan contoh-contoh perilaku taat.
4.2.3  Menampilkan contoh-contoh perilaku qana’ah.
4.2.4  Menampilkan contoh-contoh perilaku sabar.
4.3.1  Membiasakan perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan keluarga.
4.3.2  Membiasakan perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan sekolah.
4.3.3  Membiasakan perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan masyarakat.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar
2.      Siswa dapat menunjukkan dalil naqli tentang tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar
3.      Siswa dapat menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar
4.      Siswa dapat membiasakan perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

II.
Materi Ajar

Perilaku Terpuji  (tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar)
1.      Tawadlu, yaitu rendah hati, tidak sombong, dan menghargai orang lain. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Luqman [31]: 18-19:

Ÿwur öÏiè|Áè? š£s{ Ĩ$¨Z=Ï9 Ÿwur Ä·ôJs? Îû ÇÚöF{$# $·mttB ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøƒèC 9qãsù ÇÊÑÈ   ôÅÁø%$#ur Îû šÍô±tB ôÙàÒøî$#ur `ÏB y7Ï?öq|¹ 4 ¨bÎ) ts3Rr& ÏNºuqô¹F{$# ßNöq|Ás9 ÎŽÏJptø:$# ÇÊÒÈ  
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

2.      Ttaat, yaitu melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang. Dalil naqlinya:
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ  
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisaa: 59).

3.      Qana’ah, yaitu kemampuan diri dalam menerima dan mensyukuri, serta merasa cukup terhadap setiap anugerah dan nikmat Allah.  Dalil naqlinya:
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=à2 `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB öNä3»oYø%yu (#rãä3ô©$#ur ¬! bÎ) óOçFZà2 çn$­ƒÎ) šcrßç7÷ès? ÇÊÐËÈ  
172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
4.      Sabar, yaitu menahan diri, tegar, serta kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dalam kehidupan. Dalil naqlinya:
$ygƒr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qãYÏètGó$# ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÌÈ  
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 153).


III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: sosio drama/rool playing, diskusi, dan ceramah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.






IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit .
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.
v  Appersepsi


B.
Kegiatan Inti


v  Penampilan sosiodrama
v  Setiap siswa duduk dalam kelompok masing-masing sambil memperhatikan sosiodrama yang ditampilkan sehingga mereka dapat membedakan tentang tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar
v  Setiap kelompok mendiskusikan tentang tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar


C.
Kegiatan Akhir


v  Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
v  Post Test

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 50-67
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 24-34
4.      Alat tulis

VI.
Penilaian

Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :
1.      Tes tertulis
      Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian. Contoh Soal uraian :
Jelaskan pengertian tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dan tunjukkan dalilnya!

2.  Tes lisan
      Contoh Soal uraian :
1.      Berilah contoh satu perbuatan yang menunjukkan perilaku taat kepada Allah!
2.      Tunjukkan satu perilaku sabar ketika kalian mendapatkan musibah!

3.      Porto folio, yaitu penugasan pada siswa untuk membuat karya tulis.
Contoh:
Buatlah karya tulis tentang perilaku tawadlu, taat, qana’ah, dan sabar dalam lingkungan keluarga!




Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
7  dan 8
Alokasi Waktu
:
6 x 40 menit (3 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Fiqih)
:
5. Memahami Ketentuan-ketentuan Thaharah  (Bersuci)
Kompetensi Dasar
:
5.1  Menjelaskan perbedaan hadas dan najis.
5.2  Menjelaskan ketentuan-ketentuan wudlu dan tayammum.
5.3  Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib.

Indikator
:
5.1.1  Menjelasakan pengertian hadas dan najis serta menunjukkan dasar hukumnya.
5.1.2  Menyebutkan macam-macam hadas dan cara mensucikannya.
5.1.3  Menyebutkan macam-macam najis dan cara mensucikannya.
5.1.4  Menyebutkan perbedaan antara hadas dan najis.
5.2.1  Menjelaskan pengertian wudlu dan dasar hukumnya.
5.2.2  Menjelaskan pengertian tayammum dan dasar hukumnya.
5.2.3  Menjelaskan pengertian tayammum dan dasar hukumnya.
5.2.4  Menjelaskan tatacara wudlu dan tayammum.
5.2.5  Mempraktikkan wudlu dan tayammum di sekolah.
5.2.6  Menyebutkan perbedaan antara wudlu dan tayammum.
5.3.1  Menyebutkan hal-hal yang menyebabkan mandi wajib.
5.3.2  Menjelaskan tatacara mandi wajib.
5.3.3  Mendemonstrasikan mandi wajib secara singkat.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menyebutkan sebab-sebab mandi wajib
2.      Siswa dapat menjelaskan tatacara mandi wajib
3.      Siswa dapat mendemonstrasikan mandi wajib
4.      Siswa dapat menjelaskan pengertian hadats dan najis serta menunjukkan dalil naqlinya
5.      Siswa dapat menyebutkan macam-macam hadats dan najis serta cara mensucikannya
6.      Siswa dapat menyebutkan perbedaan antara hadatsd dan najis

II.
Materi Ajar

Thaharah (Bersuci)
Secara bahasa, Thaharah berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah, berarti membersihkan diri dari hadats dan najis pada pakaian, badan, dan tempat.
1.      Najis dan Hadats
  1. Najis, adalah suatu benda kotor yang menyebabkan seseorang tidak suci.
·   Najis Mukhoffafah (ringan), seperti air kencing bayi laki-laki yang berusia kurang dari 2 tahun dan belum makan apa-apa selain ASI. Cara mensucikannya najisnya cukup dengan memerciki air pada tempat yang terkena najis.
·   Najis Mutawasithoh (sedang), seperti: tinja/kotoran manusia/hewan, darah, nanah, bangkai. Cara mensucikannya yaitu dibasuh/dicuci dengan air sampai hilang wujud, bau, warna, maupun rasanya.
·   Najis Mugholazah (berat), seperti air liur, kotoran anjing dan babi yang mengenai badan, pakaian, atau tempat. Cara mensucikannya yaitu dicuci sampai tujuh kali dengan air dan salah satu di antaranya dicampur dengan tanah/debu yang suci.
  1. Hadats
Hadats, adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam keadaan tidak suci menurut ketentuan syara’.
·   Hadats Kecil, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya sesuatu (selain sperma, darah haid, dan nifas) dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus) seperti: setelah buang angina, buang air kecil atau besar. Juga, apabila hilang akal, dan tidur nyenyak. Cara mensucikannya dengan wudlu/tayammum.
·   Hadats Besar, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya sperma, darah haid, dan nifas. Cara mensucikannya yaitu dengan mandi wajib/tayammum.
2.      Wudlu dan Tayammum
  1. Wudlu, adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air disertai niat untuk menghilangkan hadats kecil apabila hendak melaksanakan ibadah shalat.
Kaifiyyat/tata cara berwudlu: (1) Berniat lillahi ta’ala; (2) Mencuci kedua telapak tangan sambil membaca basmallah; (3) Kumur-kumur; (4) Istimsyaq dan istimtsar (membersihkan rongga hidung); (5) Membasuh muka; (6) Membasuh kedua tangan sampai siku; (7) Mengusap kepala; (8) Membasuh kedua telinga; (9) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki; (10) Berdo’a.
  1. Tayammum, adalah menyapukan/mengusapkan debu atau tanah ke wajah dan kedua tangan sebagai pengganti wudlu atau mandi besar/wajib sebelum shalat.
Kaifiyyat/tata cara tayammum: (1) Berniat lillahi ta’ala; (2) Meletakkan kedua tangan di tempat yang berdebu sambil membaca basmallah; (3) Menyapu wajah dengan debu; (4) Menyapu kedua tangan sampai siku;  (5) Berdo’a.
3.      Mandi Wajib
Yaitu maandi yang dilakukan apabila seseorang dalam keadaan berhadats besar.
Kaifiyyat/tata caranya: (1) Berniat lillahi ta’ala; (2) Mencuci kedua telapak tangan sambil membaca basmallah; (3) Mencuci kemaluan dengan tangan kiri; (4) Berwudlu; (5) Menyela-nyela jemari tangan dan menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali; (6) Meratakan air ke seluruh tubuh/mandi; (7) Membasuh kedua kaki; (8) Berdo’a.


III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: diskusi, modeling, demonstrasi/praktik, drill, dan ceramah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.


IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit .
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.



B.
Kegiatan Inti


Pertemuan ke-7
v  Satu kelompok siswa yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume tentang definisi, macam, serta perbedaan hadats dan najis.
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan di depan kelas, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat
v  Siswa mengidentifikasi berbagai contoh hadas dan najis sehingga mampu membedakan antara keduanya

Pertemuan ke-8
v  Satu kelompok siswa yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume tentang wudhu, tayamum, dan mandi wajib.
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat
v  Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemonstrasikan (simulasi) tatacara wudhu, tayamum, dan mandi wajib.
v  Siswa mempraktikkan tatacara (kaifiyyat) wudhu dan tayamum di musholla


C.
Kegiatan Akhir


v  Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
v  Siswa diberi kesempatan untuk mencatat resume pelajaran
v  Post Test

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 68-86
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 35-41
4.      Alat tulis

VI.
Penilaian
Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :

1.  Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian. Contoh Soal uraian :
1.       Jelaskan pengertian wudlu dan dasar hukumnya!
2.      Jelaskan pengertian tayammum dan dasar hukumnya!
3.      Di antara hal-hal yang membatalkan wudlu dan tayammum adalah:
    a. makan
    b. minum
    c. buang air kecil
    d. muntah
4.      Jelaskan tatacara wudlu dan tayammum!
5.      Jelaskan perbedaan antara wudlu dan tayammum!

2.  Tes Unjuk Kerja
Penilain diberikan pada beberapa aspek yang mengacu pada keaktifan siswa selama proses belajar.
Contoh instrument:
·   Demontrasikan tatacaa wudlu dan tayammum dengan benar di depan kelas!


















Format Penilaian Praktek Wudlu
No.
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Jml Score
Nilai
Ketuntasan
Tindak Lanjut
1
2
3

T
TT
R
P




















Aspek yang dinilai:  1. Gerakan                            Score:  4
                                 2. Do’a setelah wudhu               Score:  3
                                 3. Adab                                      Score:  3
                                                                    Nilai maksimal: 10          







Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012
























RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
9
Alokasi Waktu
:
4 x 40 menit (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Fiqih)
:
6. Memahami Tatacara Shalat Wajib.

Kompetensi Dasar
:
            Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajib
            Mempraktikkan shalat wajib

Indikator
:
6.1.1  Menjelaskan pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya.
6.1.2  Menyebutkan syarat-syarat shalat.
6.1.3  Menyebutkan rukun-rukun shalat.
6.1.4  Menyebutkan sunnah-sunnah shalat.
6.1.5  Menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat
6.2.1  Menjelaskan tatacara shalat wajib secara berurutan (tertib)
6.2.2  Menyebutkan bacaan-bacaan shalat yang pokok
6.2.3  Memperagakan bagian-bagian dari gerakan shalat
6.2.4  Mempraktikkan shalat wajib secara benar




I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya. 
2.      Siswa dapat menyebutkan syarat dan rukun serta sunnah shalat.
3.      Siswa dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat. 

II.
Materi Ajar

Shalat wajib
1.      Pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya
Kata shalat secara bahasa berarti do’a. Adapun secara istilah, sholat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan syarat tertentu, dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam. Hukum melaksanakan shalat fardhlu bagi setiap muslim yang akil baligh adalah fardhu ‘ain. Sebagaimana firman Allah SWT:
ã@ø?$# !$tB zÓÇrré& y7øs9Î) šÆÏB É=»tGÅ3ø9$# ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3 ãø.Ï%s!ur «!$# çŽt9ò2r& 3 ª!$#ur ÞOn=÷ètƒ $tB tbqãèoYóÁs? ÇÍÎÈ  
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2.      Syarat-syarat shalat
a.       Syarat wajib shalat : Beragama Islam; balgh; suci dari haidh; dan telah sampai dakwah Islam padanya.
b.      Syarat sah shalat: Suci dari hadats besar dan kecil; suci badan, pakaian, dan tempat dari najis; menutup aurat; telah masuk waktu shalat; menghadap kiblat; mengetahui cara-cara melakukan shalat.
3.      Rukun-rukun shalat, yaitu sesuatu yang harus dilakukan dalam shalat, jika tidak dilaksanakan maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat ada 13, yaitu: (1) Niat; (2) Berdiri jika mampu; (3) Takbiratul ihram; (4) Membaca surat Al-Fatihah; (5) ruku’ dengan tumaninah; (6) i’tidal dengan tumaninah; (7) sujud dengan tumaninah; (8) duduk antara dua sujud dengan tumaninah; (9) Duduk akhir (tawarruk); (10) Membaca tasyahud akhir; (11) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW; (12) Mengucapkan salam pertama; (13) Tertib.

III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: diskusi, modeling, demonstrasi/praktik, drill, dan ceramah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.
1.  Diskusi
     Siswa berdiskusi tentang ketentuan-ketentuan shalat wajib dan dasar hukum yang terkandung dalam al-Quran dan al-Hadits.
2.  Praktik
     Siswa memperagakan gerakan-gerakan shalat secara individual.
3.   Drill
      Siswa diberikan latihan-latihan agar dapat memahami dan memantapkan materi yang diajarkan.

IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit.
v  Memotivasi siswa tentang keutamaan sholat
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.


B.
Kegiatan Inti


v  Satu kelompok siswa yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume tentang shalat wajib
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat
v  Siswa menonton CD Sifat Sholat Nabi
v  Siswa mempraktikkan shalat wajib dengan bimbingan guru di musholla


C.
Kegiatan Akhir


v  Menyimpulkan beberapa ketentuan tentang shalat wajib.
v  Post test

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 87-104
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 42-48
4.      CD Sifat Sholat Nabi
5.      Peralatan sholat
6.      Alat tulis

VI.
Penilaian

Penilaian dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk materi ini tes yang  dilakukan meliputi :

1.  Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dengan memberikan  soal-soal pilihan ganda dan soal uraian. Contoh Soal uraian :
1.      Jelaskan pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya!
2.      Sebutkan syarat-syarat shalat!
3.      Membaca takbiratul ihram ketika shalat merupakan salah satu ... shalat.
a.       wajib
b.      rukun
c.       sunnah
d.   mubah
4.      Sebutkan beberapa sunnah shalat!
5.      Sebutkan beberapa hal yang membatalkan shalat!

2.  Tes Unjuk Kerja
Penilain diberikan pada beberapa aspek yang mengacu pada keaktifan siswa selama proses belajar.
Contoh instrument:
·         Praktikkan shalat wajib (shubuh) dengan benar di hadapan teman-temanmu!


Format Penilaian Praktek Sholat
No.
Nama siswa
Aspek yang dinilai
Jml Score
Nilai
Ketuntasan
Tindak Lanjut
1
2
3

T
TT
R
P




















Aspek yang dinilai:  1. Gerakan                            Score:  4
                                 2. Bacaan sholat                         Score:  3
                                 3. Adab                                      Score:  3
                                                                    Nilai maksimal: 10          






Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012











RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
10
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Fiqih)
:
7.  Memahami Tatacara Shalat Jama’ah dan Munfarid (Sendiri).

Kompetensi Dasar
:
7.1  Menjelaskan pengertian shalat jama’ah dan munfarid (sendiri).
7.2  Mempraktikkan shalat jama’ah dan shalat munfarid (sendiri).

Indikator
:
7.1.1  Menjelaskan pengertian shalat berjamaah dan dasar hukumnya.
7.1.2  Menjelaskan pengertian shalat munfarid.
7.1.3  Menjelaskan keutamaan shalat berjama’ah atas shalat munfarid.
7.1.4  Menjelaskan syarat-syarat mendirikan shalat berjama’ah.
7.1.5  Menjelaskan halangan-halangan shalat berjama’ah.
7.2.1  Menjelaskan tatacara shalat berjama’ah.
7.2.2  Menjelaskan tatacara shalat munfarid.
7.2.3  Mempraktikkan shalat berjama’ah di sekolah.
7.2.4  Mempraktikkan shalat munfarid di sekolah.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat berjama’ah dan shalat munfarid, serta dasar hukumnya
2.      Siswa dapat menjelaskan keutamaan ketentuan-ketentuan shalat berjama’ah
3.      Siswa dapat menjelaskan tatacara shalat berjama’ah dan shalat munfarid
4.      Siswa dapat mempraktikkan shalat berjama’ah dan shalat munfarid

II.
Materi Ajar

Shalat Berjama’ah
1.      Pengertian shalat berjamaah dan dasar hukumnya
Shalat berjama’ah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat yang ditentukan. Hukum shalat berjama’ah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan atau sangat dianjurkan. Sedangkan orang yang melaksanakan shalat sendirian disebut munfarid.

2.      Keutamaan shalat berjama’ah atas shalat munfarid
... صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً
Hadis riwayat Ibnu Umar radhiyAllahu 'anhu: ia berkata: Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat sendiri.” (HR. Imam Muslim).

3.      Kaifiyyat/tatacara shalat berjama’ah
·   Imam memperhatikan dan membimbing kerapihan dan lurus-rapatnya saf/barisan makmum sebelum shalat dimulai. Pengaturan saf/barisan makmum ketika shalat berjama’ah hendaknya lurus dan rapat. Dengan urutan saf sbb: Saf bapak-bapak pria dewasa berada di baris paling depan; Saf anak-anak laki-laki pada saf berikutnya; Kemudian Saf anak-anak perempuan; dan saf terakhir adalah saf/barisan ibu-ibu/wanita dewasa.
·   Sesudah saf teratur dan rapi, imam memulai shalat dengan niat dan bertakbiratul ihram
·   Makmum mengikuti segala gerakan shalat imam, tanpa mendahului segala gerakan dan bacaan imam.
·   Pada shalat yang dijaharkan (dikeraskan) makmum mendengarkan bacaan surat Al-Fatihah dan surat-surat lain yang dibaca oleh imam.
·   Makmum mengucapkan semua bacaan shalat dengan pelan, kecuali bacaan “amiin” setelah imam selesai membaca surat Al-Fatihah.
·   Bagi makmum masbuq (yang terlambat), hendaklah mengikuti imam menurut yang dilakukan imam hingga shalat ditutup salam. Sesudah imam mengucapkan salam, makmum masbuq berdiri lagi untuk menyempurnakan shalatnya.

III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: diskusi, modeling, demonstrasi/praktik, drill, dan ceramah. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.
                               
IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit .
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.


B.
Kegiatan Inti


v  Satu kelompok siswa yang telah dibentuk pada minggu sebelumnya ditugaskan membuat resume tentang shalat berjama’ah
v  Berdasarkan resume tersebut mereka mempresentasikan, sedangkan kelompok lain memberi tanggapan atau pendapat
v  Mempraktikkan shalat berjama’ah di musholla


C.
Kegiatan Akhir


v  Di bawah bimbingan guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran pada saat itu
v  Post Test

V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 105-115
3.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, 49-55
4.      Alat tulis

VI.
Penilaian

1.      Tes tertulis
·   Jelaskan pengertian shalat berjamaah dan dasar hukumnya!
·   Jelaskan pengertian shalat munfarid!
·   Jelaskan beberapa keutamaah shalat berjama’ah atas shalat munfarid!
·   Jelaskan syarat-syarat mendirikan shalat berjama’ah.
·   Jelaskan beberapa halangan shalat berjama’ah!
2.      Tes Unjuk kerja
·   Praktikkan shalat ‘Isya’ dengan berjama’ah bersama teman-teman kalian!
·   Praktikkan shalat Zhuhur dengan munfarid di hadapan teman-teman kalian!





Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012











































RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



SMP/MTS
:
SMP Negeri 2  Kota Bogor
Mata Pelajaran
:
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas/Semester
:
VII (Tujuh) / 1
Pertemuan Ke-
:
11
Alokasi Waktu
:
2 x 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
(Tarikh dan Kebudayaan Islam)
:
8. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar
:
8.1  Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW.
Indikator
:
8.1.1  Menjelaskan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW.
8.1.2  Menjelaskan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
8.1.3  Menjelaskan sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai kanak-kanak hingga diangkat menjadi Rasulullah.
8.1.4  Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Makkah.
8.1.5  Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Madinah.


I.
Tujuan Pembelajaran

1.      Siswa dapat menjelaskan peristiwa yang melatar-belakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW. 
2.      Siswa dapat menjelaskan kelahiran Nabi Muhammad SAW. 
3.      Siswa dapat menjelaskan sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. mulai masa anak-anak hingga diangkat menjadi Rasulullah.
4.      Siswa dapat menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam menda’wahkan Islam di Mekkah dan Madinah.

II.
Materi Ajar

Sejarah Nabi Muhammad SAW
v Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan merajalela, oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru umat manusia kepada tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia  dari kegelapan kepada cahaya keselamatan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M di kota Makkah.

v Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai kanak-kanak hingga diangkat menjadi Rasulullah
Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah seorang yatim-piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang bernama Aminah, Beliau dalam keadaan yatim dikarenakan ayah Beliau yang bernama Abdullah telah meninggal dunia. Pada saat Rasulullah berusia 6 tahun, ibunyapun meninggal dunia, sehingga Beliau dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib. Namun, kemudian tak lama kakeknyapun meninggal dunia, sehingga Beliau dirawat dan dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha sendiri, mulai dari menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu, di kalangan kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya yang terpuji, sehingga beliau dijuluki “Al-Amin” (orang yang dapat dipercaya). Pada umur 25 tahun, Beliau menikah dengan Khadijah ra. Seorang janda kaya yang cantik dan terpandang, yang menjadi pedamping Beliau dalam awal-awal perjuangan dakwahnya kelak. Kemudian, pada usia + 40 tahun Beliau mendapatkan wahyu pertama melalui Malaikat Jibril as. di Gua Hiro dan sejak saat itulah Beliau diangkat menjadi Rasul (utusan) oleh Allah SAW.

v Sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Makkah.
Wahyu pertama diterima oleh Rasulullah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari kelahirannya, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Kemudian setelah turun wahyu yang kedua, yaitu QS. Al-Muddassir: 1-7, maka mulailah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan Islam kepada kerabat dan sahabat dekat dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah dengan cara ini dilakukan nabi selama tiga tahun dengan pusat kegiatan dakwah di rumah Arqam bin Abil Arqam, dan pada masa itu masuk islamlah beberapa orang dari penduduk Makkah yang digelari “As-Sasbiuunal Awwaluun”. Selanjutnya, dakwah secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat Quraisy dilakukan setelah Allah menyuruh Nabi berdakwah secara terbuka dan terang-terangan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 94.
Namun, sebagian besar masyarakat Makkah menentang dan memerangi dakwah Rasulullah. Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya mengalami berbagai hinaan, gangguan, serta siksaan. Untuk melindungi agama serta para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian kaum muslimin untuk berhijrah ke negeri lain. Hijrah pertama ke negeri Habsyi (Afrika), dan kemudian hijrah yang kedua yaitu ke Yastrib (Madinah).

v Sejarah Nabi Muhammad SAW dalam mendakwahkan Islam di Madinah.
Setelah berdakwah + 10 tahun lamanya di Makkah, kemudian Rasulullah dan kaum muslimin hijrah ke kota Madinah. Di Madinahlah, Rasulullah mendakwahkan Islam yang kemudian diterima oleh masyarakat Madinah. Islampun berkembang, kaum musliminpun menjadi kuat dan bersatu atas dasar tauhid.

III.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi. Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pendekatan  CTL.
1.  Tanya jawab
      Siswa melakukan tanya jawab bersama teman-temannya tentang peristiwa yang melatar-belakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW. dan sejarah kelahirannya
2.  Diskusi
      Siswa berdiskusi tentang sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Mekkah..

IV.
Langkah-langkah Pembelajaran

A.
Kegiatan Awal


v  Memberi salam dan memulai pelajaran dengan membaca basmalah dan berdoa.
v  Membaca ayat-ayat al-Quran selama 5 sampai 10 menit .
v  Menjelaskan materi yang akan diajarkan beserta kompetensi dasar yang akan dicapai.


B.
Kegiatan Inti


v  Siswa membaca atau menelaah buku bacaan (literatur) tentang berbagai peristiwa yang melatarbelakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW., sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW., sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai masa kanak-kanak hingga diangkat menjadi Rasulullah.
v  Siswa mendiskusikan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Mekkah.


C.
Kegiatan Akhir


v  Menyimpulkan sejarah Nabi Muhammad SAW.
v  Membuat rangkuman tentang dakwah Rasullulah SAW di Makkah
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar

1.      Al-Qur’an
2.      Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy. Sirah Nabawiyah, Robbani Press: Jakarta, 2006
3.      Multahim, dkk. Agama Islam, Penuntun Akhlak. Yudhistira: Jakarta, 2006, hlm: 116-128
4.      Cakrawala, CV. Graha Kurnia Binuka: Surakarta, hlm: 56-63

VI.
Penilaian

1.      Jelaskan peristiwa yang melatarbelakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW.!
2.      Jelaskan secara singkat kelahiran Nabi Muhammad SAW.!
3.      Mengapa sering kali terjadi peperangan di antara suku-suku Arab sebelum kenabian Muhammad SAW.?
4.      Dewa yang dipandang terbesar dari banyak dewa yang disembah oleh orang Arab pra Islam adalah:
a. Latta                                       b. Uzza
c. Manat                                    d. Hubal
5.      Buatlah karya tulis singkat yang berisi sejarah perjalanan Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Makkah!
6.      Jelaskan model dakwah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. pada masa awal kenabiannya di Makkah!





Bogor,    Agustus 2012
Mengetahui:


Kepala SMP Negeri 2 Kota Bogor,

Guru Mata Pelajaran,







H. Sueb, S.Pd, M. Si

Cecep Suherman, S.SosI
NIP. 196008101982031012



















                                                                                     

Random Post

Template information

Powered by Blogger.
 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. UCE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger